BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diare adalah kehilangan cairan dan
ekolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB
dengan tinja yang encer atau cair.
Diare dapat disebabkan oleh berbagai
infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnya merupakan
salah satu gejala dari penyakit pada system gastrointestinal atau penyakit lain
di luar saluran pencernaan. Tetapi sekarang lebih dikenal dengan “penyakit
diare” karena dengan sebutan penyakit diare akan mempercepat tindakan
penanggulangan. Penyakit diare terutam pada bayi perlu mendapatkan tindakan
secepatnya karena dapat membawa bencana bila terlambat.
Walaupun penyakit diare tidak semua
menular misalnya karena faktor malabsorbsi, tetapi perlu perawatan di kamar
yang terpisah dengan perlengkapan cuci tangan untuk mencegah infeksi serta
tempat pakaian kotor tersendiri. Masalah pasien diare yang perlu diperhatikan
ialah resiko terjadi gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko terjadi
komplikasi, gangguan rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan mengenai
penyakit.
Penyakit diare dapat menyerang siapa
saja mulai dari anak, dewasa maupun orang tua (lansia) dan penyakit diare ini
biasanyakebanyakan disebabakan oleh infeksi. Oleh karena itu penulis merasa
tertarik untuk menerapkan asuhan keperawatan diare pada pasien S.
1.2 Tujuan
1.
Tujuan Umum
Untuk dapat
memperoleh gambaran nyata atau informasi tentang asuhan kepebidanan pada pasien
diare.
2.
Tujuan Khusus
Agar mahasiswa
mampu menyusun asuhan kebidanan yang terdiri dari pengkajian, membuat diagnosa
kebidanan menyusun rencana kebidanan , melaksanakan
tindakan kebidanan dan melakukan
evaluasi kebidanan pada pasien diare.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
DENGAN
PENYAKIT (DIARE)
2.1.1
Definisi
Diare
adalah defekasi encet lebih dari 3x
sehari dengan /tanpa darah dan /atau lender dalam tinja. Diare akut
adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari
pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat (kapita slekta kedokteran, hal 470,
tahun 2000)
Jika dititik
definisinya diare adalah gejala buang air besar dengan konsisitensi fases
(tinja) lembek, atau cair. Bahkan dapat berupa cair saja. Frekuensinya bisa
terjadi lebih dari 2x sehari dan berlangsung dalam jangka waktu lama tapi
kurang dari 14 hari.
A.
Jenis-jenis
diare
·
Diare
akut
Diare yang
disebabkan oleh virus yang disebut rotavirus yang ditandai dengan buang air
besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja. Frekuensinya biasanya (3x/lebih
dalam sehari dan berlangsung kurang dari 14 hari
·
Diare
bermasalah
Diare yang
disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasite,inteleransi laktosa, alergi
protein susu sapi, penularan secara fecal-oral kontak dari oranng ke orang atau
kontak orang dengan alat rumah tangga.
·
Diare
persisten
Diare akut yang
menetap, dimana titik sentral patogenesisdiare persisten adalah kerusakan
mucosa usus penyebab diare persisten sama dengan diare akut
(pedoman
pemberantasan penyakit diare edisi ke-3, tahun 2007)
2.1.2Etiologi
1)
Infeksi
virus (rotavirus, adenivirus, norwalk)
Bakteri
(shigella, salmonella, E. coli, vibrio)
Parasite
(protozoa, E.histolytiea, G. balantidum col, cacing perut, askaris, trikuris,
strongiloideus, dan jamur kandida)
2)
Malabsorpsi,
karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak/protein
3)
Makan-makanan
basi, beracun, alergi terhadap makanan
4)
Imunodefisiensi
5)
Psikologis
(rasa takut dan cemas)
(kapita selekta
kedokteran hal 470, jilid 2 tahun 2000)
2.1.3Patifisiologi
Mikro organisme masuk GIT
Berkembang biak setelah berhasil melewati swar asam
lambung
Membentuk
toksin (endotoksin)
Rangsangan
untuk membuang mikroorganisme/makanan tersebut
DIARE
Peningkatan cairan
intra luminal menyebabkan terangsangnya usus secara mekanis karena meningkatnya
volume, sehingga motolitas usus meningkat. Sebaliknya bila waktu henti makanan
di usus terlalu cepat akan menyebabkan waktu sentuh makanan dengan mukosa sehingga penyerapan elektrolit, air dan
zat-zat lain terganggu. Sehingga transport cairan dan elektrolit intestinal
tidak lancer.
2.1.4
Tanda dan gejala
·
Naunesa
·
Muntah
·
Nyeri
perut
·
Demam
·
Diare
·
haus
·
lidah
kering
·
tulang
pipi menonjol
·
anoreksia
·
lemah
·
turgorkulit menurun
·
suara
menjadi serak
·
frekuensi
nafas menjadicepat
·
tekanan
darah menurun
·
gelisah
·
pucat
·
ekstrinitas
dingin siaknosis
·
anuria
2.1.5
manifestasi klinis
aewalnya
menjadi gelisah, suhu badan mungkin menigkat, nafsu makan berkurang atau tidak
ada. Kemudian timbul diare tinja makin cair mungkin mengandung darah atau
lender, warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur
empedu.anus dan sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam
2.1.6komplikasi
Ø
kelainan
elektrolit dan asam basa
Ø
kegagalan
upaya rehidrasi oral
Ø
kejang
2.1.7pencegahan
Ø
usahakan
untuk selalu mencuci tangan sebelum mencuci makanan
Ø
air
dimasak benar-benar mendidih, bersih tidak berbau, dan tidak berwarna
Ø
tutup
makanan dan minuman yang disediakan di meja
Ø buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat lingkungan
tempat tinggal, seperti air bersih dan
jamban/wc yang memadai
Ø pembuatan jamban harus sesuai persaratan sanitasi
standart. Misalnya, jarak antara jamban dengan sumur atau sumber air sedikitnya
10 meter agar tidak terkontaminasi.
2.1.8Penatalaksanaan
a.
Dehidrasi
sebagai prioritas utama pengobatan
Ø
Hal-hal
yang perlu diperhatikan
1)
Jenis
cairans
-Oral : pedilyate
atau oralit
-Parental : nael,
isotanoc, infus
2)
Jumlah
cairan
Jumlah
cairan yang dikeluarkan sesuai dengan cairan yang dikeluarkan
3)
Jalan
masuk atau cara pemberian oral atau parental
4)
Jadwal
pemberian cairan, diberikan 2 jam pertama, selanjutnya dilakukan penilaian kembali status hidrasi untuk menghitung
kebutuhan cairan.
b.
Identifikasi
penyebab diare
c.
Terapi
sistematik
Obat
anti diare, obat motilitas dan sekresi usus, antiemetic
d.
Terapi
definitive
e.
Sebagai
langkah pencegahan seperti personal hygiene, sanitasi lingkungan.
LAPORANPEN DAHULUAN
TENTANG
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
DIRUANG NUSA INDAH
RSUD dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO
2.2
Pemeriksaan TTV
I.
Definisi
Pengukuran
tanda-tanda fungsi vital tubuh yang paling dasar.
Empat tanda-tanda
vital tubuh, antara lain :
1)
Tekanan darah >120/80 (18 tahun atau lebih) 140/90 (65
tahun atau lebih). Kekuatan yang mendorong darah terhadap dinding arteri,
tekanan darah terusmenerus berubah tergantung pada aktivitas, suhu, makanan,
keadaan emosi, sikap, keadaan fisik, dll.
2)
Denyut nadi > 60-90x/menit (kusmiati, yuni. “KDPK”
fitramaya) 70-75x/menit (Aziz, “KDM” EGC) denyutan atau dorongan yang
didasarkan dari proses pemompaan jantung yang dihitung berapa kali permenit.
3)
Suhu tubuh > 37,0 c (dewasa), 36,0 c (18 tahun keatas
dan lansia) normal : 36,5 c-37,5 c (A.hidayat, 14cm) merupakan indikator untuk
menilai keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas pemeriksaan suhu
dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
1.
Aksila
2.
Oral
3.
Rektal
4)
Respirasi rate > 15-20x/menit (normal)
Jumlah seseorang mengambil nafas permenit
30-60x/menit (bayi), 20,30x/menit (anak), 15-24x/menit
(remaja), 16-20x/menit (dewasa)
II.
Tujuan Tindakan
1.
Pemeriksaan tekanan darah bertujuan untuk menilai sistem kardiovaskuler
2.
Pemeriksaan denyut nadi bertujuan untuk mengetahui denyut
nadi, (irama, frekuensi dan kekuatan), serta untuk menilai sistem fungsi
kardiovaskuler
3.
Pemeriksaan suhu tubuh bertujuan untuk menilai kondisi
metabolisme di dalam tubuh serta membantu menentukan diagnosis dini suatu
penyakit
4.
Pemeriksaan respirasi rate bertujuan untuk mengetahui
frekuensi, irama dan keadaan pernafasan, serta mengetahui fungsi sistem
pernafasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran O2 dan CO2 dalam paru
dan pengaturan asam basah (Aziz, A “KDM” EGL)
III.
Indikasi dan Kontra Indikasi
·
Indikasi
-
Dapat dilakukan pemeriksaan TTV pada semua pasien
-
Dapat dilakukan pemeriksaan pada pasien stroke dan ca
mammae
·
Kontra Indikasi
-
Tidak dapat dilakukan pemeriksaan pada pasien asma dan
epilepsi
IV.
Tindakan Perasat
1)
Pemeriksaan tekanan darah
v Persiapan alat
a.
Spygmomanometer (tensimeter), terdiri dari :
-
Monometer air raksa + klep penutup dan pembuka
-
Monset udara
-
Selang karet
-
Pompa udara dari karet + skrup pembuka dan penutup.
b.
Stetoskop
c.
Buku catatan
d.
Pena.
v persiapan pasien
a.
atur posisi pasien dengan posisi terlentang
b.
singsingkan lengan baju pasien
c.
lengan yang diukur di letakkan dalam posisi terlentang
v persiapan petugas
a.
mencuci tangan
b.
memakai handscoon
v persiapan
lingkungan
a.
membersihkan lingkungan di sekitar pasien
b.
merapikan tempat tidur pasien
c.
menutup jendela
d.
memasang sketsel
e.
penerangan atau lampu di hidupkan
v prosedur kerja
a.
cara palpasi
1)
melakukan salam dan sapa
2)
menjelaskan prosedur yang akan di lakukan
3)
mencuci tangan
4)
mengatur posisi pasien
5)
meletakkan lengan yang hendak di ukur pada posisi
terlengang
6)
membuka lengan baju
7)
memasang monset pada bagian lengan kanan atau krii atas
sekitar 3 cm di atas fossa cubiti
8)
menentukan denyut nadi arteri radialis tidak teraba
9)
meletakkan diafragma stetoslop di atas nadi brakhialis
dan kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan
memutar skrup pada pompa udara berlawanan arah searah jarum jam
10)
catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba
kembali. Nilai ini menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi
11)
catat hasil
12)
cuci tangan setelah prosedur dilanjutkan
b.
cara auskultasi
1)
melakukan salam dan sapa
2)
menjelasakna prosedur yang akan dilakukan
3)
mencuci tangan
4)
Mengatur posisi pasien
5)
Meletakkan lengan yang hendak di ukur pada posisi terlentang
6)
Membuka lengan baju pasien
7)
Memasang manset pada lengan kanan atau kiri atas sekitar
3 cm di atas fassa cubiti
8)
Menentukan denyut nadi arteri radialis dextrasinistra
9)
Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arter
radialis tidak teraba
10)
Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg dari titik
radialis tidak teraba
11)
Letakkan diafragma stetoskop di atas arter brakhialis dan
dengarkan
12)
Kempeskan balon udara manset secara tertahan dan
berkeseimbangan dengan memutar skrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam
13)
Catat tinggi air raksa pada manometer:
·
Suara koroktoff menunjukkan besarnya tekanan sistolik
secara auskultasi
·
Catat hasilnya pada catatan pasien
·
Cuci tangan setelah prosedur dilaukan.
2)
Pemeriksaan denyut nadi
v Persiapan alat
a.
Arloji
b.
Buku catatan
c.
Pena
d.
Sarung tangan
v Persiapan pasien
a.
Atur posisi pesien senyaman mungkin
b.
Letakkan kedua tangan atau lengan terlentang disisi tubuh
v Persiapan petugas
a.
Mencuci tangan
b.
Memakai handscoon
v Persiapan
lingkungan
a.
Membersihkan lingkungan di sekitar pasien
b.
Merapikan tempat tidur pasien
c.
Menutup jendela
d.
Memasang sketsel
e.
Penerangan atau lampu di hidupkan
v Prosedur kerja
1)
Melakukan salam dan sapa
2)
Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3)
Cuci tangan dan memalai handscoon
4)
Atur posisi pasien semyaman mungkin
5)
Tentukan letak arteri (deyut nadi yang akan dihitung)
6)
Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung
jari telunjuk. Jari tengan, dan jari
manis, tentukan frekuensi permenit dan keteraturan irama serta kekuatan
denyut
7)
Catat hasil
8)
Cuci tangan setelah prosedur dilaksanakan.
3)
Pemeriksaan suhu tubuh
v Persiapan alat
a.
Termometer
b.
3 buah botol
-
Botol berisi larutan sabun
-
Botol berisi larutan desinfektan atau clorin 0,5 %
-
Botol air bersih
c.
Bengkok
d.
Tisu dan faselin
e.
Buku catatan
f.
Sarung tangan
g.
pena
v persiapan pasien
a.
atur posisi pasien
b.
turunkan suhu termometer di bawah 34 C – 35 C
c.
turunkan pakaian sampai di bawah gelutea jika pemeriksaan
dilakukan secara rektal.
v Persiapan petugas
a.
Cuci tangan
b.
Memakai handscoon
v Persiapan
lingkungan
a.
Membersihkan lingkungan di sekitar pasien
b.
Merapikan tempat tidur pasien
c.
Meutup jendela
d.
Memasang sketsel
e.
Penerangan atau lampu di hidupkan
v Prosedur kerja
(pemeriksaan secara aksila)
1.
Melakukan salam dan sapa
2.
Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3.
Mencuci tangan
4.
Meggunakan handscoon
5.
Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
6.
Membersihkan aksila pasien dengan tissu
7.
Turunkan termometer di bawah 34C-35C
8.
Letakkan termometer pada daerah aksila dengan lengan
fleksi di atas dada
9.
Setelah 10-15 menit termometer diangkat dan baca hasil
10.
Catat hasil
11.
Bersihkan termometer dengan tissu
12.
Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air
bersih dan keringkan
13.
Cuci tangan setelah prosedur dilaksanakan.
4)
Pemeriksaan pernafasan
v Persiapan alat
a.
Arloji
b.
Buku catatan
c.
pena
v persiapan pasien
a.
atur posisi pasien senyaman mungkin
b.
anjurkan pasien tetap tenang
v persiapan petugas
a.
lakukan tindakan ini dengan cara inspeksi
b.
tidak perlu menjelaskan pada pasien ketika hendak
menghitung rr/ menit
v persiapan
lingkungan
a.
memebersihkan lingkungan di sekitar pasien
b.
merapikan tempat tidur pasien
c.
menutup jendela
d.
memasang sketsel
e.
penerangan atau lampu dihidupkan
v prosedur kerja
1.
melakukan salam dan sapa
2.
menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3.
mencuci tangan
4.
mengatur posisi pasien
5.
menghitung frekuensi dan irama pernafasan
6.
catat hasil
7.
cuci tangan setelah prosedur dilaksanakan.
V.
Masalah yang Perlu Diperhatikan
ü Tidak selalu
pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara rinci kepada pasien.
Karena terkandung hal ini dapat meningkatkan kecemasan pasien atau mengaburkan
data. Misalnya: “pak, saya akan menghitung nafas bapak dalam satu menit”.
Kemungkinan klien akan berusaha untuk bernafas
ü Mengangkat aspek
fisik, mental, sosial dan spiritual pasien
ü Hasilnya dicatat
dalam catatan keperawatan atau kebidanan, sehingga dapat dibaca dan dimengerti
oleh perawat yang lain.
ü Umur pasien
ü Status gizi pasien
ü Kaji pasien ketika
dalam keadaan istirahat
ü Kaji pasien ketika
dalam keadaan kejang
FORMAT PENGKAJIAN
Asuhan Kebidanan pada Ny “S”
Dengan penyakit Diare Akut Di Ruang Nusa Indah
RSUD dr. Abdoer
rahem situbondo
No register : 137358
Ruangan :Nusa Indah
Tgl MRS :30
september 2012
Tgl pengkajian
:1oktober 2012
Jam pengkajian
: 12.00 wib
A.
Pengkajian
1.
Data
subjektif
Biodata
pasien Biodata
penanggung jawab
Nama :Ny “s” Nama :Tn “s”
Umur :40
tahun Umur :48 tahun
Jenis
kelamin :Perempuan Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam Agama : islam
Suku/bangsa : Madura/indonesia Suku/bangsa :madura/indonesia
Alamat :
Mangaran Alamat :mangaran
Pekerjaan :Tani Pekerjaan :Tani
Pendidikan
: SD Pendidikan :SMP
2. Keluhan utama
Pasien mengatakan
BAB cair 3 kali denganwarnakuning, selama 3
haridenganfrekuensi 600 cc
3. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan sakit di bagian abdomen, pusingdaninginmuntah.Badan panas dan lemas. Kemudian pasien di bawa ke
puskesmas Bina Raja,di puskesmas Bina Raja tidak sanggup untuk menanganinya.
Akhirnya di bawa ke Rumah Sakit Abdoer Rahem, dari ruang IGD pasien di bawa ke
ruang Nusa Indah di seratai dengan BAB 3 kali encer warna kuning, terdapat
darah dan lendir, mual dan muntah sebanyak 4 kali dan terasa nyeri di bagian
uluh hati dengan skala nyeri 8 (berat) timbul secara tiba-tiba dan bisa hilang
saat di beri analgesik.
4. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan dalam keluargamempunyaipenyakitmenurun
(hipertensi, danasma) tetapitidakada yang mengalamipenyakitmenular ( TBC HIV/AIDS) danmenahun (DM)
5. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan tidakmempunyaipenyakitmenular
(TBC, HIV/AIDS), menurun, (hipertensi, asma) menahun (DM, hipertensi)
6. Riwayat penyakit psikosisial spiritual
I.
Aspek
psikologis
Pasien mengatakan khawatir dengan penyakit yang di derita
dan pasien berharap keadaannya segera
membaik.
II.
Aspek
social
Keluarga pasien mengatakan hubungan pasien dengan keluarga
dan kerabat tetap baik dan masih
menjaga kesilaturahimannya.
III.
Aspek
spiritual
Keluarga pasien mengatakan pasien selalu berdo’a kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan tetap menjalankan sholat yang 5 waktu
7. Riwayat pola kebiasaan sehari-hari
No
|
Pola Nutrisi
|
Sebelum MRS
|
Saat MRS
|
1
|
Makan
|
3 kali /hari
-Nasi
-Tahu dan tempe
-Sayur
-3 porsi
|
2 kali / hari
-bubur
-lauk-pauk
-2 sendok makan
|
2
|
Minum
|
6-7 gelas/hari
-Air putih
-3000 cc
|
5 kali/ hari
-air putih
-1000 cc
|
No
|
Pola Istirahat
|
Sebelum MRS
|
Saat MRS
|
1
|
Siang
|
2 jam
13.00-15.00 WIB
|
3 jam
12.00-15.00 WIB
|
2
|
Sore
|
-
|
1 jam
17.00-18.00
|
3
|
Malam
|
7 jam
22.00-05.00
|
9 jam
20.00-05.00
|
No
|
Pola Eliminasi
|
Sebelum MRS
|
Saat MRS
|
1
|
BAB
· Konsistensi
· Frekuensi
|
·
Kuning, bau khas, lembek, lunak, dan berbentuk.
·
2kali/hari (250 cc)
|
·
Kuning,bau khas, cair tidak berbentuk.
·
3kali/hari (600cc)
|
2
|
BAK
· Konsistensi
· Frekuensi
|
·
Kuat, kuning jernih,bau khas
·
4kali/hari (300 cc)
|
·
Kuat, kuning jernih,bau khas
·
3kali/hari (250cc)
|
No
|
Personal Hygiene
|
Sebelum MRS
|
Saat MRS
|
1
|
Mandi
|
3kali/hari
|
Seka 2kali/hari
|
2
|
Ganti baju
|
1kali/sehari
|
1 kali/hari
|
3
|
Keramas
|
1kali/sehari
|
-
|
B.
Data
objektif
a.
Pemeriksaan
umum
-
Kesadaran
umum : compos mentis
-
Postur
tubuh : Normal
-
Tinggi
badan : _
-
Berat
badan : _
b.
Tanda-tanda
vital
-
Tekanan
darah (TD) : 80/70
mmHg
-
Suhu
(S) : 38°C
-
Nadi
(N) : 88x/menit
-
Pernafasan
(RR) :18x/menit
C.
Pemeriksaan
fisik
No
|
Bagian
|
Inspeksi
|
Palpasi
|
Perkusi
|
Auskultasi
|
1
|
Kepala
|
Rambut hitam, tidak ada
ketombe,kulit kepala bersih bentuk simetris, dan tidak ada lesi.
|
Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
|
-
|
-
|
2
|
Mata
|
Bentuk simetris, sklera merah, konjungtiva merah muda,
tidak anemis, dan mata terlihat cekung.
|
|
-
|
-
|
3
|
Hidung
|
Bentuk simetris, tidak ada secret, tidak ada polip, terdapat septum.
|
Tidak ada nyeri tekan.
|
-
|
-
|
4
|
Mulut, gigi, dan lidah
|
Bibir kering tidak karies dan tidak stomatitis.
|
-
|
-
|
-
|
5
|
Telinga
|
Bentuk simetris, tidak ada serumen, tidak ada lesi..
|
Tidak ada nyeri tekan.
|
-
|
-
|
6
|
Leher
|
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada lesi.tidak ada odem
|
Tidak teraba benjolan, dan tidak ada nyeri tekan.
|
-
|
-
|
7
|
Dada
|
Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada odem.
|
Vokal fremitas teraba.
|
Sonor
|
Tidak terdengar bunyi wheezing.dan bunyi ronchi.
|
8
|
Abdomen
|
Bentuk simetris,
tidak ada lesi, tidak odem.
|
Terdapat nyeri tekan di daerah uluh hati, turgor kulit
kembali <2 detik.
|
Hipertimpani
|
Terdengar peristaltik 28x/menit
|
9
|
Ekstermitas atas
|
Tangan terpasang infus , tidak ada lesi, jari-jari ,
jari-jari lengkap,tidakterdapatgangguanpenggerakan turgor kulit menurun.
|
Akral hangat.
|
-
|
-
|
10
|
Ekstermitas bawah
|
Tidak ada lesi, tidak ada edema, jari-jari lengkap.
|
Akral hangat.
|
-
|
-
|
11
|
Genetalia
|
Tidak di kaji
|
|
-
|
-
|
D.
Pemeriksaan
penunjang
Laboratorium
Pemeriksaan LAB
|
Nilai
|
Nilai normal
|
Gula darah sewaktu (GDS)
|
73 mg/dl
|
<150 mg/dl
|
\
E.
Penatalaksanaan
v Infuse RL
v Injeksi ranitidine 2x25 mg
-untuk pencernaan
-tukak lambung
-mengurangi reflek esofagitis
v Injeksi cefotaxine 3x1 gram
-untuk infeksi saluran nafas bawah
-infeksi saluran kemih
v Injeksi norages 3x1 mg
v Antasida sup 3xcl
v Leperamide 3x1 tab
BAB IV
PENUTUP
Demikian laporan
praktek KDPK yang dapat kami susun. Kami menyadari bahwa laporan ini sangat
sederhana dan masih banyak kekurangan, untuk itu kami mohon masukan saran,
maupun kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat kami harapkan, khususnya
dari para Pembimbing Akademik, dan semoga laporan ini berguna bagi kita semua
dalam menambah khazanah pengetahuan kita.
DAFTAR PUSTAKA
v
kapita slekta kedokteran, hal 470, tahun 2000)
v
(pedoman pemberantasan penyakit diare edisi ke-3, tahun
2007)
v
(Aziz, A “KDM” EGL)
v
(kusmiati, yuni.
“KDPK” fitramaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar