Selasa, 15 Januari 2013

ASKEB DIARE


                                             BAB I                                        
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Diare adalah kehilangan cairan dan ekolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan tinja yang encer atau cair.
            Diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada system gastrointestinal atau penyakit lain di luar saluran pencernaan. Tetapi sekarang lebih dikenal dengan “penyakit diare” karena dengan sebutan penyakit diare akan mempercepat tindakan penanggulangan. Penyakit diare terutam pada bayi perlu mendapatkan tindakan secepatnya karena dapat membawa bencana bila terlambat.
            Walaupun penyakit diare tidak semua menular misalnya karena faktor malabsorbsi, tetapi perlu perawatan di kamar yang terpisah dengan perlengkapan cuci tangan untuk mencegah infeksi serta tempat pakaian kotor tersendiri. Masalah pasien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadi gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko terjadi komplikasi, gangguan rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan mengenai penyakit.
            Penyakit diare dapat menyerang siapa saja mulai dari anak, dewasa maupun orang tua (lansia) dan penyakit diare ini biasanyakebanyakan disebabakan oleh infeksi. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk menerapkan asuhan keperawatan diare pada pasien S.
1.2     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Untuk dapat memperoleh gambaran nyata atau informasi tentang asuhan kepebidanan pada pasien diare.
2.      Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mampu menyusun asuhan kebidanan yang terdiri dari pengkajian, membuat diagnosa kebidanan  menyusun rencana kebidanan , melaksanakan tindakan kebidanan  dan melakukan evaluasi kebidanan  pada pasien diare.


BAB II
LANDASAN TEORI
DENGAN PENYAKIT (DIARE)

2.1.1       Definisi
Diare adalah defekasi encet lebih dari 3x  sehari dengan /tanpa darah dan /atau lender dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat (kapita slekta kedokteran, hal 470, tahun 2000)
Jika dititik definisinya diare adalah gejala buang air besar dengan konsisitensi fases (tinja) lembek, atau cair. Bahkan dapat berupa cair saja. Frekuensinya bisa terjadi lebih dari 2x sehari dan berlangsung dalam jangka waktu lama tapi kurang dari 14 hari.
A.                Jenis-jenis diare
·         Diare akut
Diare yang disebabkan oleh virus yang disebut rotavirus yang ditandai dengan buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja. Frekuensinya biasanya (3x/lebih dalam sehari dan berlangsung kurang dari 14 hari
·         Diare bermasalah
Diare yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasite,inteleransi laktosa, alergi protein susu sapi, penularan secara fecal-oral kontak dari oranng ke orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga.
·         Diare persisten
Diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesisdiare persisten adalah kerusakan mucosa usus penyebab diare persisten sama dengan diare akut
(pedoman pemberantasan penyakit diare edisi ke-3, tahun 2007)

2.1.2Etiologi
1)   Infeksi virus (rotavirus, adenivirus, norwalk)
Bakteri (shigella, salmonella, E. coli, vibrio)
Parasite (protozoa, E.histolytiea, G. balantidum col, cacing perut, askaris, trikuris, strongiloideus, dan jamur kandida)
2)   Malabsorpsi, karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak/protein
3)   Makan-makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
4)   Imunodefisiensi
5)   Psikologis (rasa takut dan cemas)
(kapita selekta kedokteran hal 470, jilid 2 tahun 2000)

2.1.3Patifisiologi
Down Arrow:    Mikro organisme masuk GIT


Down Arrow:    Berkembang biak setelah berhasil melewati swar asam lambung


Membentuk toksin (endotoksin)


Down Arrow:
 


Rangsangan untuk membuang mikroorganisme/makanan tersebut
Down Arrow:     


DIARE

Peningkatan cairan intra luminal menyebabkan terangsangnya usus secara mekanis karena meningkatnya volume, sehingga motolitas usus meningkat. Sebaliknya bila waktu henti makanan di usus terlalu cepat akan menyebabkan waktu sentuh makanan dengan mukosa  sehingga penyerapan elektrolit, air dan zat-zat lain terganggu. Sehingga transport cairan dan elektrolit intestinal tidak lancer.
2.1.4 Tanda dan gejala
·         Naunesa                                 
·         Muntah
·         Nyeri perut
·         Demam
·         Diare
·          haus
·         lidah kering
·         tulang pipi menonjol
·          anoreksia
·         lemah
·          turgorkulit menurun
·         suara menjadi serak
·         frekuensi nafas menjadicepat
·         tekanan darah menurun
·         gelisah
·         pucat
·         ekstrinitas dingin siaknosis
·         anuria

2.1.5 manifestasi klinis
aewalnya menjadi gelisah, suhu badan mungkin menigkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada. Kemudian timbul diare tinja makin cair mungkin mengandung darah atau lender, warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu.anus dan sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam

2.1.6komplikasi
Ø  kelainan elektrolit dan asam basa
Ø  kegagalan upaya rehidrasi oral
Ø  kejang

2.1.7pencegahan
Ø  usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum mencuci makanan
Ø  air dimasak benar-benar mendidih, bersih tidak berbau, dan tidak berwarna
Ø  tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja
Ø buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat lingkungan tempat tinggal, seperti air bersih dan      jamban/wc yang memadai
Ø pembuatan jamban harus sesuai persaratan sanitasi standart. Misalnya, jarak antara jamban dengan sumur atau sumber air sedikitnya 10 meter agar tidak terkontaminasi.

2.1.8Penatalaksanaan
a.       Dehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan
Ø  Hal-hal yang perlu diperhatikan
1)            Jenis cairans
-Oral : pedilyate atau oralit
-Parental : nael, isotanoc, infus
2)            Jumlah cairan
Jumlah cairan yang dikeluarkan sesuai dengan cairan yang dikeluarkan
3)            Jalan masuk atau cara pemberian oral atau parental
4)            Jadwal pemberian cairan, diberikan 2 jam pertama, selanjutnya dilakukan penilaian    kembali status hidrasi untuk menghitung kebutuhan cairan.
b.      Identifikasi penyebab diare
c.       Terapi sistematik
Obat anti diare, obat motilitas dan sekresi usus, antiemetic
d.      Terapi definitive
e.       Sebagai langkah pencegahan seperti personal hygiene, sanitasi lingkungan.




                                                            





LAPORANPEN DAHULUAN TENTANG
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL DIRUANG NUSA INDAH
RSUD dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO
2.2     Pemeriksaan TTV
       I.            Definisi
Pengukuran tanda-tanda fungsi vital tubuh yang paling dasar.
Empat tanda-tanda vital tubuh, antara lain :
1)      Tekanan darah >120/80 (18 tahun atau lebih) 140/90 (65 tahun atau lebih). Kekuatan yang mendorong darah terhadap dinding arteri, tekanan darah terusmenerus berubah tergantung pada aktivitas, suhu, makanan, keadaan emosi, sikap, keadaan fisik, dll.
2)      Denyut nadi > 60-90x/menit (kusmiati, yuni. “KDPK” fitramaya) 70-75x/menit (Aziz, “KDM” EGC) denyutan atau dorongan yang didasarkan dari proses pemompaan jantung yang dihitung berapa kali permenit.
3)      Suhu tubuh > 37,0 c (dewasa), 36,0 c (18 tahun keatas dan lansia) normal : 36,5 c-37,5 c (A.hidayat, 14cm) merupakan indikator untuk menilai keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas pemeriksaan suhu dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
1.      Aksila
2.      Oral
3.      Rektal
4)      Respirasi rate > 15-20x/menit (normal)
Jumlah seseorang mengambil nafas permenit
30-60x/menit (bayi), 20,30x/menit (anak), 15-24x/menit (remaja), 16-20x/menit (dewasa)
                II.            Tujuan Tindakan
1.      Pemeriksaan tekanan darah bertujuan untuk menilai sistem kardiovaskuler
2.      Pemeriksaan denyut nadi bertujuan untuk mengetahui denyut nadi, (irama, frekuensi dan kekuatan), serta untuk menilai sistem fungsi kardiovaskuler
3.      Pemeriksaan suhu tubuh bertujuan untuk menilai kondisi metabolisme di dalam tubuh serta membantu menentukan diagnosis dini suatu penyakit
4.      Pemeriksaan respirasi rate bertujuan untuk mengetahui frekuensi, irama dan keadaan pernafasan, serta mengetahui fungsi sistem pernafasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran O2 dan CO2 dalam paru dan pengaturan asam basah (Aziz, A “KDM” EGL)      
             III.            Indikasi dan Kontra Indikasi
·         Indikasi
-          Dapat dilakukan pemeriksaan TTV pada semua pasien
-          Dapat dilakukan pemeriksaan pada pasien stroke dan ca mammae
·         Kontra Indikasi
-          Tidak dapat dilakukan pemeriksaan pada pasien asma dan epilepsi
              IV.            Tindakan Perasat
1)      Pemeriksaan tekanan darah
v  Persiapan alat
a.       Spygmomanometer (tensimeter), terdiri dari :
-          Monometer air raksa + klep penutup dan pembuka
-          Monset udara
-          Selang karet
-          Pompa udara dari karet + skrup pembuka dan penutup.
b.      Stetoskop
c.       Buku catatan
d.      Pena.
v  persiapan pasien
a.       atur posisi pasien dengan posisi terlentang
b.      singsingkan lengan baju pasien
c.       lengan yang diukur di letakkan dalam posisi terlentang
v  persiapan petugas
a.       mencuci tangan
b.      memakai handscoon
v  persiapan lingkungan
a.       membersihkan lingkungan di sekitar pasien
b.      merapikan tempat tidur pasien
c.       menutup jendela
d.      memasang sketsel
e.       penerangan atau lampu di hidupkan
v  prosedur kerja
a.       cara palpasi
1)      melakukan salam dan sapa
2)      menjelaskan prosedur yang akan di lakukan
3)      mencuci tangan
4)      mengatur posisi pasien
5)      meletakkan lengan yang hendak di ukur pada posisi terlengang
6)      membuka lengan baju
7)      memasang monset pada bagian lengan kanan atau krii atas sekitar 3 cm di atas fossa cubiti
8)      menentukan denyut nadi arteri radialis tidak teraba
9)      meletakkan diafragma stetoslop di atas nadi brakhialis dan kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar skrup pada pompa udara berlawanan arah searah jarum jam
10)  catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba kembali. Nilai ini menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi
11)  catat hasil
12)  cuci tangan setelah prosedur dilanjutkan
b.      cara auskultasi
1)      melakukan salam dan sapa
2)      menjelasakna prosedur yang akan dilakukan
3)      mencuci tangan
4)      Mengatur posisi pasien
5)      Meletakkan lengan yang hendak di ukur pada posisi terlentang
6)      Membuka lengan baju pasien
7)      Memasang manset pada lengan kanan atau kiri atas sekitar 3 cm di atas fassa cubiti
8)      Menentukan denyut nadi arteri radialis dextrasinistra
9)      Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arter radialis tidak teraba
10)  Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg dari titik radialis tidak teraba
11)  Letakkan diafragma stetoskop di atas arter brakhialis dan dengarkan
12)  Kempeskan balon udara manset secara tertahan dan berkeseimbangan dengan memutar skrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam
13)  Catat tinggi air raksa pada manometer:
·         Suara koroktoff menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi
·         Catat hasilnya pada catatan pasien
·         Cuci tangan setelah prosedur dilaukan.
2)      Pemeriksaan denyut nadi
v  Persiapan alat
a.       Arloji
b.      Buku catatan
c.       Pena
d.      Sarung tangan
v  Persiapan pasien
a.       Atur posisi pesien senyaman mungkin
b.      Letakkan kedua tangan atau lengan terlentang disisi tubuh
v  Persiapan petugas
a.       Mencuci tangan
b.      Memakai handscoon
v  Persiapan lingkungan
a.       Membersihkan lingkungan di sekitar pasien
b.      Merapikan tempat tidur pasien
c.       Menutup jendela
d.      Memasang sketsel
e.       Penerangan atau lampu di hidupkan
v  Prosedur kerja
1)      Melakukan salam dan sapa
2)      Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3)      Cuci tangan dan memalai handscoon
4)      Atur posisi pasien semyaman mungkin
5)      Tentukan letak arteri (deyut nadi yang akan dihitung)
6)      Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung jari telunjuk. Jari tengan, dan jari  manis, tentukan frekuensi permenit dan keteraturan irama serta kekuatan denyut
7)      Catat hasil
8)      Cuci tangan setelah prosedur dilaksanakan.
3)      Pemeriksaan suhu tubuh
v  Persiapan alat
a.       Termometer
b.      3 buah botol
-          Botol berisi larutan sabun
-          Botol berisi larutan desinfektan atau clorin 0,5 %
-          Botol air bersih
c.       Bengkok
d.      Tisu dan faselin
e.       Buku catatan
f.       Sarung tangan
g.      pena
v  persiapan pasien
a.       atur posisi pasien
b.      turunkan suhu termometer di bawah 34 C – 35 C
c.       turunkan pakaian sampai di bawah gelutea jika pemeriksaan dilakukan secara rektal.
v  Persiapan petugas
a.       Cuci tangan
b.      Memakai handscoon
v  Persiapan lingkungan
a.       Membersihkan lingkungan di sekitar pasien
b.      Merapikan tempat tidur pasien
c.       Meutup jendela
d.      Memasang sketsel
e.       Penerangan atau lampu di hidupkan
v  Prosedur kerja (pemeriksaan secara aksila)
1.      Melakukan salam dan sapa
2.      Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3.      Mencuci tangan
4.      Meggunakan handscoon
5.      Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
6.      Membersihkan aksila pasien dengan tissu
7.      Turunkan termometer di bawah 34C-35C
8.      Letakkan termometer pada daerah aksila dengan lengan fleksi di atas dada
9.      Setelah 10-15 menit termometer diangkat dan baca hasil
10.  Catat hasil
11.  Bersihkan termometer dengan tissu
12.  Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan
13.  Cuci tangan setelah prosedur dilaksanakan.
4)      Pemeriksaan pernafasan
v  Persiapan alat
a.       Arloji
b.      Buku catatan
c.       pena
v  persiapan pasien
a.       atur posisi pasien senyaman mungkin
b.      anjurkan pasien tetap tenang
v  persiapan petugas
a.       lakukan tindakan ini dengan cara inspeksi
b.      tidak perlu menjelaskan pada pasien ketika hendak menghitung rr/ menit
v  persiapan lingkungan
a.       memebersihkan lingkungan di sekitar pasien
b.      merapikan tempat tidur pasien
c.       menutup jendela
d.      memasang sketsel
e.       penerangan atau lampu dihidupkan
v  prosedur kerja
1.      melakukan salam dan sapa
2.      menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3.      mencuci tangan
4.      mengatur posisi pasien
5.      menghitung frekuensi dan irama pernafasan
6.      catat hasil
7.      cuci tangan setelah prosedur dilaksanakan.
                 V.            Masalah yang Perlu Diperhatikan
ü  Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara rinci kepada pasien. Karena terkandung hal ini dapat meningkatkan kecemasan pasien atau mengaburkan data. Misalnya: “pak, saya akan menghitung nafas bapak dalam satu menit”. Kemungkinan klien akan berusaha untuk bernafas
ü  Mengangkat aspek fisik, mental, sosial dan spiritual pasien
ü  Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan atau kebidanan, sehingga dapat dibaca dan dimengerti oleh perawat yang lain.
ü  Umur pasien
ü  Status gizi pasien
ü  Kaji pasien ketika dalam keadaan istirahat
ü  Kaji pasien ketika dalam keadaan kejang

                                                                                                                                                      









FORMAT PENGKAJIAN
Asuhan Kebidanan pada Ny “S”
Dengan penyakit Diare Akut Di Ruang Nusa Indah
RSUD  dr. Abdoer rahem situbondo

No register                  : 137358
Ruangan                      :Nusa Indah
Tgl MRS                     :30 september 2012
Tgl pengkajian            :1oktober  2012
Jam pengkajian           : 12.00 wib
A.    Pengkajian
1.      Data subjektif
Biodata pasien                                                            Biodata penanggung jawab
Nama               :Ny “s”                                    Nama               :Tn “s”
Umur               :40 tahun                                 Umur               :48 tahun
Jenis kelamin   :Perempuan                             Jenis kelamin   : laki-laki
Agama             : Islam                                     Agama             : islam
Suku/bangsa    : Madura/indonesia                 Suku/bangsa    :madura/indonesia
Alamat                                             : Mangaran                     Alamat                        :mangaran
Pekerjaan         :Tani                                        Pekerjaan         :Tani
Pendidikan      : SD                                         Pendidikan      :SMP

2.   Keluhan utama
Pasien mengatakan BAB cair 3 kali denganwarnakuning, selama 3 haridenganfrekuensi 600 cc
3.   Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan sakit di bagian abdomen, pusingdaninginmuntah.Badan panas dan lemas. Kemudian pasien di bawa ke puskesmas Bina Raja,di puskesmas Bina Raja tidak sanggup untuk menanganinya. Akhirnya di bawa ke Rumah Sakit Abdoer Rahem, dari ruang IGD pasien di bawa ke ruang Nusa Indah di seratai dengan BAB 3 kali encer warna kuning, terdapat darah dan lendir, mual dan muntah sebanyak 4 kali dan terasa nyeri di bagian uluh hati dengan skala nyeri 8 (berat) timbul secara tiba-tiba dan bisa hilang saat di beri analgesik.
4.   Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan dalam keluargamempunyaipenyakitmenurun (hipertensi, danasma) tetapitidakada yang mengalamipenyakitmenular ( TBC  HIV/AIDS) danmenahun (DM)
5.   Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan tidakmempunyaipenyakitmenular (TBC, HIV/AIDS), menurun, (hipertensi, asma) menahun (DM, hipertensi)
6.   Riwayat penyakit psikosisial spiritual  
                                           I.            Aspek psikologis
Pasien mengatakan khawatir dengan penyakit yang di derita dan pasien berharap keadaannya segera  membaik.
                                        II.            Aspek social
Keluarga pasien mengatakan hubungan pasien dengan keluarga dan kerabat tetap baik dan masih menjaga kesilaturahimannya.
                                     III.            Aspek spiritual
Keluarga pasien mengatakan pasien selalu berdo’a kepada Tuhan Yang Maha Esa dan tetap menjalankan sholat yang 5 waktu

7.   Riwayat pola kebiasaan sehari-hari
No
Pola Nutrisi
Sebelum MRS
Saat  MRS
1
Makan
3 kali /hari
-Nasi
-Tahu dan tempe
-Sayur
-3 porsi
2 kali / hari
-bubur
-lauk-pauk

-2 sendok makan
2
Minum
6-7 gelas/hari
-Air putih
-3000 cc

5 kali/ hari
-air putih
-1000 cc



No
Pola Istirahat
Sebelum MRS
Saat  MRS
1
Siang



2 jam
13.00-15.00 WIB
3 jam
12.00-15.00 WIB
2
Sore

-

1 jam
17.00-18.00

3
Malam
7 jam
22.00-05.00

9 jam
20.00-05.00

No
Pola Eliminasi
Sebelum MRS
Saat MRS
1
BAB
·  Konsistensi


·  Frekuensi



·      Kuning, bau khas, lembek, lunak, dan berbentuk.
·      2kali/hari (250 cc)



·      Kuning,bau khas, cair tidak berbentuk.
·      3kali/hari (600cc)

2
BAK
·  Konsistensi

·  Frekuensi

·      Kuat, kuning jernih,bau khas
·      4kali/hari (300 cc)

·      Kuat, kuning jernih,bau khas
·      3kali/hari (250cc)
                    

No
Personal Hygiene
Sebelum MRS
Saat MRS
1
Mandi

3kali/hari
Seka 2kali/hari
2
Ganti baju
1kali/sehari

1 kali/hari                
3
Keramas
1kali/sehari
-
B.     Data objektif
a.       Pemeriksaan umum
-          Kesadaran umum              : compos mentis
-          Postur tubuh                      : Normal
-          Tinggi badan                     :    _
-          Berat badan                       :    _
b.      Tanda-tanda vital
-          Tekanan darah (TD)          : 80/70 mmHg
-          Suhu (S)                            : 38°C
-          Nadi (N)                            : 88x/menit
-          Pernafasan (RR)                :18x/menit

C.    Pemeriksaan fisik
No
Bagian
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
1
Kepala
Rambut hitam, tidak ada ketombe,kulit kepala bersih bentuk simetris, dan tidak ada lesi.
Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
-
-
2
Mata
Bentuk simetris, sklera merah, konjungtiva merah muda, tidak anemis, dan mata terlihat cekung.

-
-
3
Hidung
Bentuk simetris, tidak ada secret, tidak ada polip, terdapat septum.
Tidak ada nyeri tekan.
-
-
4
Mulut, gigi, dan lidah
Bibir kering tidak karies dan tidak stomatitis.
-
-
-
5
Telinga
Bentuk simetris, tidak ada serumen, tidak ada lesi..

Tidak ada nyeri tekan.
-
-
6
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada lesi.tidak ada odem
Tidak teraba benjolan, dan tidak ada nyeri tekan.
-
-
7
Dada
Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada odem.
Vokal fremitas teraba.
Sonor
Tidak terdengar bunyi wheezing.dan bunyi ronchi.
8
Abdomen
Bentuk simetris,  tidak ada lesi, tidak odem.
Terdapat nyeri tekan di daerah uluh hati, turgor kulit kembali <2 detik.
Hipertimpani
Terdengar peristaltik 28x/menit
9
Ekstermitas atas
Tangan terpasang infus , tidak ada lesi, jari-jari , jari-jari lengkap,tidakterdapatgangguanpenggerakan turgor kulit menurun.
Akral hangat.
-
-
10
Ekstermitas bawah
Tidak ada lesi, tidak ada edema, jari-jari lengkap.
Akral hangat.
-
-
11
Genetalia
Tidak di kaji

-
-
D.    Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Pemeriksaan LAB
Nilai
Nilai normal
Gula darah sewaktu (GDS)
73 mg/dl
<150 mg/dl
\
E.     Penatalaksanaan
v  Infuse RL
v  Injeksi ranitidine 2x25 mg
-untuk pencernaan
-tukak lambung
-mengurangi reflek esofagitis
v  Injeksi cefotaxine 3x1 gram
-untuk infeksi saluran nafas bawah
-infeksi saluran kemih
v  Injeksi norages 3x1 mg
v  Antasida sup 3xcl
v  Leperamide 3x1 tab

















BAB IV
PENUTUP
                 Demikian laporan praktek KDPK yang dapat kami susun. Kami menyadari bahwa laporan ini sangat sederhana dan masih banyak kekurangan, untuk itu kami mohon masukan saran, maupun kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat kami harapkan, khususnya dari para Pembimbing Akademik, dan semoga laporan ini berguna bagi kita semua dalam menambah khazanah pengetahuan kita.

















DAFTAR PUSTAKA
v  kapita slekta kedokteran, hal 470, tahun 2000)
v  (pedoman pemberantasan penyakit diare edisi ke-3, tahun 2007)
v  (Aziz, A “KDM” EGL)    
v  (kusmiati, yuni. “KDPK” fitramaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar