Senin, 28 Januari 2013

askep stroke


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Stroke adalah infark regional kortikal, subkortikal atau pun infark regional di batang otak yang terjadi karena kawasan perdarahan atau penyumbatan suatu arteri sehingga jatah oksigen tidak dapat disampaikan kebagian otak tertentu. Stroke merupakan penyebab utama kecacatan pada orang dewasa. Empat juta orang amerika mengalami defisit neurologi akibat stroke ; dua pertiga dari defisit ini bersifat sedang sampai parah. Kemungkinan meninggal akibat stroke inisial adalah 30% sampai 35% dan kemungkinan kecacatan mayor pada orang yang selamat adalah 35% sampai 40%. Sekitar sepertiga dari semua pasien yang selamat dari stroke akan mengalami stroke ulangan pada tahun pertama.
Secara umum stroke dapat dibagi menjadi dua . Pertama stroke non hemoragic yaitu stroke yang disebabkan oleh penyumbatan pada pembuluh darah di otak. Kedua stroke hemoragik yaitu stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah diotak. Faktor-faktor resiko stroke antara lain umur, hipertensi, diabetes mellitus, arteriosklerosis, penyakit jantung, merokok..
Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih 100 triliun neuron. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum (otak besar), serebelum (otak kecil), brainstem (batang otak), dan diensefalon. Otak menerima 17 % curah jantung dan menggunakan 20 % konsumsi oksigen total tubuh manusia untuk metabolisme aerobiknya. Otak diperdarahi oleh dua pasang arteri yaitu arteri karotis interna dan arteri vertebralis. Da dalam rongga kranium, keempat arteri ini saling berhubungan dan membentuk sistem anastomosis, yaitu sirkulus Willis.
Darah vena dialirkan dari otak melalui dua sistem : kelompok vena interna, yang mengumpulkan darah ke Vena galen dan sinus rektus, dan kelompok vena eksterna yang terletak di permukaan hemisfer otak, dan mencurahkan darah, ke sinus sagitalis superior dan sinus-sinus basalis lateralis, dan seterusnya ke vena-vena jugularis, dicurahkan menuju ke jantung. Hipertensi kronik menyebabkan pembuluh arteriola yang berdiameter 100-400 mcmeter mengalami perubahan patologik pada dinding pembuluh darah tersebut berupa hipohialinosis, nekrosis fibrinoid serta timbulnya aneurisma tipe Bouchard. Arteriol-arteriol dari cabang-cabang lentikulostriata, cabang tembus arterio talamus (talamo perforate arteries) dan cabang-cabang paramedian arteria vertebro-basilaris mengalami perubahan-perubahan degenaratif yang sama. Kenaikan darah yang “abrupt” atau kenaikan dalam jumlah yang secara mencolok dapat menginduksi pecahnya pembuluh darah terutama pada pagi hari dan sore hari yang menjadi penyebab terjadinya stroke.
Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak, dan perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak. Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan otak di nukleus kaudatus, talamus dan pons. Dengan demikian pada penderita stroke diperlukan asuhan keperawatan yang komprehensif dan paripurna.
Melihat fenomena di atas, storke merupakan penyakit yang menjadi momok bagi manusia. Selain itu, stroke menyerang dengan tiba-tiba. Orang yang menderita stroke sering tidak menyadari bahwa dia terkena stroke. Tiba-tiba saja, penderita merasakan dan mengalami kelainan seperti lumpuh pada sebagian sisi tubuhnya, bicara pelo, pandangan kabur, dan lain sebagainya tergantung bagian otak mana yang terkena. Oleh karena itu penting bagi kita perawat bagian dari tenaga medis untuk mempelajari tentang patofisologi, mekanisme, manifestasi klinis, prosedur diagnostik dan asuhan keperawatan yang harus di berikan pada pasien stroke.

1.2 Tujuan
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan  pada stroke diharapkan mahasiswa mampu :
a. Mengetahui dan mempelajari lebih dalam mengenai stroke.
b. Mengetahui tata laksana dan asuhan kebidanan yang diberikan.
c. Memberikan asuhan kebidanan  yang komprehensif dan paripurna kepada pasien  stroke.





BAB II
LANDASAN TEORI
DENGAN PENYAKIT STROKE

2.1.1Definisi
Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama di Indonesia. Serangan otak ini merupakan kegawat daruratan medis yang harus ditangani secara cepat, tepat dan cermat.
Stroke adalah sindronklinis yang awal timbulnya mendadak, progresi cepat berupa deficit neurologis fokal dan/ atau global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atu langsung meimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak ini berlangsung sementara beberapa detik hingga beberapa jam (kebanyakan 10-20 menit). Tapi kkurang dari 24 jam disebut sebagai serangan iskemia otak sepintas (transient ischemia aataack = TIA).
Stroke termasuk penyaki serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah.
2.1.2        Etiologi
1.      Infark otak (80%)
a.       Emboli
·         Emboli kardiogenik
Ø  Fibrilasi atrium atau aritmia lain
Ø  Thrombus mular ventrikel kiri
Ø  Penyaki katup mitral atau aorta
Ø  Endokarditis (infeksi atau non-infeksi)
·         Emboli prodoksal (foramen ovale paten)
·         Emboli arkus aorta
b.      Aterotrombolik (penyakit pembuluh darah sedang-besar)
·         Penyakit ekstrakranial
Ø  Arteri karotis interna
Ø  Arteri vertebralis
·         Penyakit intracranial
Ø  Arteri karotis interna
Ø  Arteri serbri media
Ø  Arteri basilaris
Ø  Lakuner (oklusi arteri perforans kecil)
2.      Pendarahan Intra serebral (15 %)
a.       Hipertensif
b.      Malformasi arteri-vena
c.       Angiopati amiloid
3.      Perdarahan subaraknoid (5 %)
4.      Penyebab lain (dapat menimbulkan infark atau perdarahan)
a.       Thrombosis sinus dura
b.      Diseksi arteries karotis atau bertebralis
c.       Vaskulitis sistem saraf pusat
d.      Penyakit moya-moya (oklusi arteri besar intrakuanial yang progresif)
e.       Migren
f.       Kondisi hiperkoagulasi
g.      Penyalah gunaan obat (kokain atau amfetamin)
h.      Kelainan hematologis (anemi sel sabit, polisistemia atau leukimia)
i.        Miksoma atrium
2.1.3        Faktor Resiko
1.      Yang tidak dapat diubah : usia, jenis kelamin, ras riwayat keluarga, riwayat TIA atau stroke, penyakit jantung koroner, fibrilasi atrium dan neterozigot atau homozigot untuk homosistinuria.
2.      Yang dapat diubah : hipertensi, diabetes mellitus, merokok, penyalah gunaan alcohol dan obat, kontrasepsi oral, hematokvit meningkat, bruit karotis asistomatis, hiperuresenia dan dispidemia.
2.1.4        Macam-macam Stroke
Stroke dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1.      Stroke Iskemik
Adalah tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80 % stroke adalah stroke iskemik. Stroke Iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a.       Stroke trombolik               : proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan
b.      Stroke embolik                  : tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah
c.       Hipoferfusion sistemik      : berkurangnya aliran darah keseluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
2.      Stroke hemoragik
Adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah. Hampir 70 % kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi. Stroke hemoragik dibagi menjadi 2, yaitu :
a.       Hemoragik intraserebral    : perdadrahan yang terjadi dalam jaringan otak
b.      Hemoragik subaraknoid    : perdarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).
2.1.5        Tanda dan Gejala Stroke
Berdasarkan lokasi pada tubuh, gejala-gejala pada stroke terbagi sebagai berikut :
1.      Bagian sistem saraf pusat : kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi sensorik
2.      Batang otak dimana terdapat 12 sara cranial : menurun kemampuan membau, mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan reflex menurun, ekspresi wajah tertanggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah
3.      Cerebral cortex : apahasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan
Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai Transient Ischemik Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau serangan awal stroke.
2.1.6Manifestasi Klinis
Gejala neurologis yang timbul bergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokasinya. Manifestasi linis stroke akut dapat berupa :
1.      Kelumpuhan wajah atau anggota badan
2.      Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan (gangguan hemisensorik)
3.      Perubahan mendadak status mental (konfusi, delirium, letargi, stupor atau koma)
4.      Afasia (bicara tidak lancar, kurangnya ucapan atu kesulitan memahami ucapan)
5.      Disartria (bicara pelo atau cadel)
6.      Gangguan penglihatan (hemianopia atau monokuler) atau diplopia
7.      Ataksia (nunkal atau anggota badan)
8.      Vertigo, mual dan muntah atau nyeri kepala.
2.1.7        Diagnosis
1.      Klinis anamnesis dan pemeriksaan fisik-neurologis
2.      Sistem skor untuk membedakan jenis stroke
Skor stroke siriraj : (2,5x derajat kesadaran)+(2x vomiplus)+(2x nyeri kepala)+
      (0,1x tekanan diastolik)-(3x petanda ateroma)-12
            Skor >1                                   : perdarahan supratentorial
            Skor -1 s/d 1                : perlu CT scan
            Skor < -12                   : infark serebri
            Derajat kesadaran       : 0=komposmentis, 1=somnolen, 2=spoor/koma
            Vomitus                      : 0=tidak ada, 1=ada
            Nyeri kepala                : 0=tidak ada, 1=ada
Ateroma                      :0=tidak ada, 1= salah satu atu lebih diabetes, angina, penyakit pembuluh darah.
CT scan merupakan pemeriksaan baku emas untuk membedakan infark dengan pendarahan.
Sken resonansi magnetic (MRI) lebih sensitive dari CT scan dalam mendeteksi infark serebri dini dan infark batang otak
2.1.8        Pencegahan
1.      Pencegahan Primer
a.       Strategi kampanye nasional yang terintegrasi dengan program pencegahan penyakit vascular lainnya.
b.      Memasyarakatkan gaya hidup sehat bebas stroke
·         Menghindari : rokok, stress mental, alcohol, kegemukan, konsumsi garam berlebihan, obat-obat golongan amfetamin, kokain dan sejenisnya.
·         Mengurangi : kolesterol dan lemak dalam makanan
·         Mengendalikan           : hipertensi, DM, penyakit jantung, penyakit vascular, aterosklirotik lainnya.
·         Menganjurkan : konsumsi gizi seimbang dan olahraga teratur.
2.      Pencegahan Sekunder
a.       Modivikasi gaya hidup bersiko stroke dan factor resiko, misalnya :
·         Hipertensi : diet, obat antihipertensi yang sesuai
·         Diabetes mellitus : diet, obat hipoklemik oral/insulin
·         Penyakit jantung aritmia non vakular (antikoagulan oval)
·         Dislipidemia : diet rendah lemak dan obat anti antidislipidemia
·         Berhenti merokok
·         Hindari alcohol, kegemukan dan kurang gerak
·         Hiperurisemia : diet, antihiperurisemia
·         Polisitemia
b.      Melibatkan peran serta keluarga seoptimal mungkin
c.       Obat-obatan yang digunakan :
·         Asetosal (asam asetil salisilat) digunakan sebagai obat pilihan pertama dengan dosis berkisar antara 80-320 mg/hari
·         Antikoagulan ora (warfarin/dikumarol) diberikan pada pasien dengan factor resiko penyakit jantung. Kondisi koagulopati yang lain dengan syara tertentu. Dosis awal warfarim 10 mg/hari dan disesuaikan setiap hari berdasarkan hasil masa protrombin/ trombotes (masa protrombin 1,3-1,5 kali nilai kontro atau INR = 2-3 hari pengobatan. Bila masa protrombin/trombotis sudah stabil maka frekuensi pemeriksaannya dikurangi menjadi setiap minggu kemudian setiap bulan).
·         Pasien yang tidak tahan asetosal dapat diberikan tiklopidin 250-500 mg/hari, dosis rendah asetosal 80 mg + alostazol 50-100 mg/hari tau asetosal 80 mg+dipiridamol 75-150 mg/hari.
d.      Tindakan Infasif
·         Flebotomi untuk polisitemia.
·         Enarterektomi karotis hanya dilakukan pada pasien yang sistomatik dengan stenonis 70-90% unilateral dan baru.
·         Tindakan bedah lainnya (reseksi artery vein malformation (AVM)).






LAPORAN PENDAHULUAN
TINDAKAN ASUHAN KEPERAWATAN
“OKSIGENASI”
2.2  Definisi
Oksigenasi adalah memberikan tambahan oksigen pada pasien yang membutuhkan.   Kebutuhan oksigenasi adalah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis.
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen lebih dari 21% pada tekanan atmosfer sehingga konsentrasi oksigen dalam tubuh meningkat Pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan fisiologis menurut hirarki maslow.
I.       Tujuan
·      Untuk memenuhi kebutuhan oksigen
·      Untuk mencegah terjadinya hipoksia
·      Untuk menurunkan kerja jantung
·      Untuk menurunkan kerja paru-paru
·      Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan

II.       Indikasi & Kontra indikasi
v  Indikasi
·      Memenuhi kebutuhan oksigen tubuh sehingga dapat menjaga metabolisme tubuh
·      Memperbaiki keadaan hipoksia
v  Kontra indikasi
·      Bagi pasien dengan kelainan paru-paru karena bias mengakibatkan bertekanan tinggi
·      Pasien dengan riwayat operasi paru
·      Infeksi saluran nafas  dan tumor ganas



III.    Macam selang O2
1.      Kateter nasal
2.      Kanul nasal
3.      Masker rebreating
4.      Masker  non rebreating
103.       Tindakan perasat
a.       Persiapan alat
·      Tabung O2 lengkap dengan regulator, flow meter,dan humidifier
·      Selang O2 sesuai dengan kebutuhan seperti : nasal kateter, nasal kanul atau masker
·      Water for irigation
·      Vaselin atau pelumas jelly
·      Plaster
·      Gunting plaster
·    Handscound
b.      Persiapan pasien
·    Atur posisi pasien semi fowler,posisi ini memungkinkan expansi dada lebih mudah
   sehingga memudahkan pasien untuk bernafas
c.       Persiapan lingkungan
·    Membersihakan lingkungan disekitar pasien
d.      Persiapan petugas
·   Cuci tangan
·   Memakai handscound bersih
e.       Prosedur kerja
·      Mengisi humidifier dengan water for irigation setinggi batas yang dibutuhkan pasien
·      Menghubungkan flow meter dengan tabung O2
·      Mengecek  fungsi flow meter dan humidifier dengan memutar pengatur konsentrasi O2 kemudian amati :
a.       Ada tidaknya gelembung udara dalam humidifier
b.      Naik tidakanya bola besi penunjuk pada flow meter
·      Mendekatkan alat pada pasien dan memasan sampiran / sketsel
·       Melakukan salam dan sapa serta menjelaskan tindakan yang akan dilakukan pada
pasien
·      Lepas handscound pertama
·       Cuci tangan  dan gunakan handscound kedua yang masih bersih
·      Menghubungkan nasal kateter  /kanul /masker dengan flow meter
·      Memberikan  jelly pada ujung kanul sebelum di pasang pada pasien
·      Pasang pada kanul atau masker pada pasien
·      Beri plester bila perlu
·      Atur letak tabung supaya aman
·      Awasi respon  pasien
·       Merapikan pasien
·       Membereskan alat
·       Melepas sarung tangan kemudian mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir lalu mengeringkan dengan handuk bersih dan kering
·       Mendokumentasikan tindakan dan respon pasien
VI. Masalah yang perlu di perhatikan
Ø  Instruksi pemberian oksigen termasuk alat pemberian dan liter flow meter rate ( 1/min)
Ø  Kadar oksigen dan karbon dioksida pada daerah arteri normal 80-100 mmHg, pada karbon dioksida 35-45 mmHg
Ø  Apakah pasien menderita PPOM (penyakit obstruksi menahun)








Asuhan Kebidanan pada Tn “y”
Dengan Hipertensi Di Ruang ICU
RSUD  dr. Abdoer rahem situbondo

No register                  : 136457
Ruangan                      : ICU
Tgl MRS                     : 17 september 2012
Tgl pengkajian            : 19 september 2012
Jam pengkajian           : 14.30 wib
A.Pengkajian
1.Data subjektif
Biodata pasien                                                Biodata penanggung jawab
Nama               : Tn “y”                       Nama               : Tn “M”
Umur               : 65 tahun                    Umur               : 38 tahun
Jenis kelamin   : laki-laki                     Jenis kelamin   : laki-laki
Agama             : islam                          Agama             : islam
Suku/bangsa    : madura/indonesia      Suku/bangsa    :madura/indonesia
Pendidikan      : SD                            Pendidikan      : SD
Pekerjaan         : dagang                      Pekerjaan         : dagang
Alamat            : Kapongan                  Alamat                        : Kapongan

1.   Keluhan utama
Pasien di rawat di ruang ICU dalam keadaan tidak sadar.
2.   Riwayat penyakit sekarang
Keluarga pasien mengatakan dirumahnya pasien merasakan pusing dang bingung, kemudian terjatuh di dalam rumahnya di temukan dalam keadaan tidak sadar pada pagi hari. Dan pada jam 08.00 wib pagi pasien di bawa ke Rumah Sakit ABDOER RAHEM Situbondo, tiba di ruang IGD tepat jam 08.30 setelah itu pasien di bawa ke ruang ICU dalam keadaan tidak sadar, mulut keluar busa

3.   Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menular, seperti batuk bercampur darah (TBC) HIV/AIDS, menahun seperti darah tinggi (hipertensi) tetepi istri paien pernah mempunyai penyakit kencing manis (DM)
4.   Riwayat penyakit dahulu
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak pernah menderita penyakit menular seperti batuk sampai keluar darah (TBC), penyakit kuning (hepatiti), menahun seperti darah tinggi (hipertensi) dan penyakit menurun seperti kencing manis (DM), Asma dan jantung.
5.   Riwayat psikosisial spiritual
Aspek psikologis
                                           I.            Keluarga pasien mengatakan paien tidak pernah mempunyai gangguan kejiwaan.
                                        II.            Aspek social
Keluarga pasien mengatakan hubungan pasien dengan keluarga dan kerabat tetap baik.
                                     III.            Aspek spiritual
Keluarga pasien mengatakan pasien selalu berdo’a kepada Tuhan Yang Maha Esa dan tetap menjalankan sholat yang 5 waktu
6.   Riwayat pola kebiasaan sehari-hari
a.       Pola nutrisi
-          Sebelum MRS
-          Keluarga pasien mengatakan, bahwa pasien makan 3-4x sehari, dengan 1 porsi habis dengan lauk , nasi, dan sayur.,tahu dan tempe.
Minum 6-8gelas/hari,(air minum) dan 1-2 gelas/hari (teh hangat).
-          Saat MRS
Tidak sadar.
b.      Pola Eliminasi
-          Sebelum MRS
-          BAB : 1x sehari, konsistensi lembek, warna kuning, bau khas.
BAK : 2-3 x sehari, warna kuning pekat, bau khas.
-          Saat MRS
-          BAB : Tidak sadar
BAK : dengan bantuan selang kateter, warna kuning pekat, bau khas. Jumlah urin 500-600 cc / 24 jam
c.       Pola kebersihan diri
-          Sebelum MRS
-          Keluarga pasien mengatakan, pasien mandi 2 kali sehari , gosok gigi tiap mandi, ganti pakaian 4 kali seminggu, semua itu dilakukannya secara mandiri
-          Saat MRS
-          Keluarga pasien, mengatakan, pasien tidak pernah mandi, hanya dengan diseka 1x sehari, sore. Dengan bantuan keluarga.
d.      Pola aktifitas
-          Sebelum MRS
-          Keluarga pasien mengatakan, pasien setiap  harinya hanya diam dirumah. Bersama cucunya.
-          Saat MRS
-          Keluarga pasien mengatakan, pasien sejak sakit selalu beristirahat ditempat tidur, semua aktifitas seperti makan , minum, BAB, BAK, dan lainnya harus dibantu keluarga.
e.       Pola Istirahat
-          Sebelum MRS
Keluarga pasien mengatakan, pasien sebelum sakit. Ia tidur siang selam 2 jam dari jam 10.00-12.00 dan tidur malam selama 8 jam dari jam 22.00-05.00
-          Saat MRS
-          Tidak sadar.
2.Data Objektif
a.       Pemeriksaan umum
-          Kesadaran umum              : Koma
-          Postur tubuh                      : Normal
-          Tinggi badan                     :    _
-          Berat badan                       :    _



b.      Tanda-tanda vital
-          Tekanan darah (TD)          : 220/130 mmHg
-          Suhu (S)                            : 36,5 °C
-          Nadi (N)                            : 80x/menit
-          Pernafasan (RR)                : 24x/menit
3.Pemeriksaan Fisik
1.      Kepala
·         Inspeksi : kulit kepala kotor , rambut putih (uban), tidak tampak adanya lesi
·         Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
2.      Mata
·         Inspeksi : simetris, konjungtiva anemis, sclera putih, tidak ada pembengkakan palpebra
3.      Telinga
·         Inspeksi : bentuk simetris, tidak tampak adanya lesi, tidak terlihat adanya  serumen berlebihan .(-/-)
·         Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
4.      Hidung
·         Inspeksi : bentuk simetris tidak tampak adanya secret , tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada polip (-/-)
·         Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
5.      Mulut
·         Inspeksi : mukosa bibir kering , gigi ompong tidak stomatitis,tidak  tampak adanya perdarahan pada gusi.
6.      Leher
·         Inspeksi : tidak ada lesi dan tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada lesi
·         Palpasi : Tidak teraba benjolan dan tidak ada nyeri tekan.
7.      Dada
·         Inspeksi : bentuk simetris, tidak tampak adanya lesi dan tidak terlihat adanya benjolan
·         Palpasi :  tidak ada nyeri tekan,dan tidak teraba benjolan.
·         Perkusi      : terdengar bunyi sonor.(+)
·         Auskultasi: terdengar bunyi ronchi (+) wheezing (-)
8.      Abdomen
·         Inspeksi : tidak tampak adanya lesi, tidak ada bekas operasi
·         Palapasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba benjolan
·         Perkusi :   terdengar bunyi timpani
·         Auskultasi :terdengar bising usus
9.      Ekstremitas
·         Inspeksi : jari jari lengkap, tidak  tampak adanya edema    (-/-) tangan kiri terpasang infuse.
10.  Genetalia (tidak di kaji).
4.Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Pemeriksaan LAB
Nilai
Nilai normal
Gula darah sewaktu (GDS)
165 mg/dl
<150 mg/dl
Kolesterol total
178 mg/dl
<200 mg/dl
Gliserid
183 mg/dl
<150 mg/dl
Cholesterol
38 mg/dl
L.35-55,P  45-46
Cholesterol
103 mg/dl
<150 mg/dl

B.     ANALISA DATA
Nama     : Tn “Y”                                                                       
No. RM : 135457
No.
Data
Diagnoa
Etiologi

Ds:
Keluarga paien mengatakan, paien merasa pusing, dan bingung sejak hari minggu.
Do :
k/u : lemah
kesadaran : koma
TD : 220/139   mmHg
N : 80x/menit
S : 36,5˚C
RR : 24 x/ menit
Dada: ronchi (+)
Wheezing (-)
Tn “Y” dengan penyakit hiperteni
-

C.    Penatalaksanaan
v  Infuse RL
v  Pemasangan kateter
v  Injeksi acran 2x1 ampul
( untuk pengobatan jangka pendek tukak duodenum akut dan tukak lambung aktif yang ringan )
v  Injeksi torasic 3x10 mg
(penatalaksanaan jangka pendek, nyeri akut sedang, dan berat)
v  Injeksi piracetam 3x3 g
( infak serebral, gejala involusi, yang berhubungan dengan usia lanjt )
v  Injeksi citicoline 2x500 g
( untuk meningkatkan zat kimia otak yang di sebut phospatidytcholine. Dan bisa mengurangi kerusakan jaringan otak ketika otak terluka )
v  Injeksi kalnex 3x500 mg ( untuk fibrinolisis local.) 
                





BAB IV
PENUTUP
                 Demikian laporan praktek KDPK yang dapat kami susun. Kami menyadari bahwa laporan ini sangat sederhana dan masih banyak kekurangan, untuk itu kami mohon masukan saran, maupun kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat kami harapkan, khususnya dari para Pembimbing Akademik, dan semoga laporan ini berguna bagi kita semua dalam menambah khazanah pengetahuan kita.
















                                                                  
DAFTAR PUSTAKA
v  kapita slekta kedokteran, hal 470, tahun 2000)
v  (Aziz, A “KDM” EGL)    
v  (kusmiati, yuni. “KDPK” fitramaya)